07 Juni 2008

Institut Preman Tambah Lagi

Pemerintah akan membentuk 5 lagi Institut Preman Dalam Negeri, menurut artikel ini di Kompas.

Tentunya masih segar di ingatan, bahwa hampir setiap tahun, ada saja yang meninggal di Institut yang sudah ada. Kalau ada tambahan 5 lagi, berarti akan ada 6. 6 kali lipat anggaran untuk menghasilkan preman-preman tukang pukul, anggaran yang dibayar oleh pajak saya. 6 kali lipat jumlah kematian praja-praja muda yang ingin mengenyam pendidikan, namun mati sia-sia.

Saya heran sampai sekarang, Insititut Preman ini belum dibubarkan. Lebih baik uangnya buat beasiswa ke universitas-universitas yang sudah ternama, di dalam maupun di luar negeri, yang ketahuan bisa menghasilkan lulusan yang terdidik.

02 Juni 2008

Tersinggung oleh SMS Telkomsel

Saya memakai beberapa nomor ponsel, antara lain Kartu Halo dari Telkomsel (pasca bayar).

Setiap bulannya, pemakaian dihitung mulai tanggal 1 sampai akhir bulan yang sama, lalu bulan berikutnya harus bayar, paling telat tanggal 20. Contoh: Pemakaian 1 Mei - 31 Mei, dibayar paling telat 20 Juni.

Namun, ini ternyata tidak berlaku bila pemakaian melebihi 'kebiasaan normal'. Bulan Mei ini, kebetulan saya banyak memakai telpon, jadi ya pemakaian memang lebih dari yang biasanya. Sejak minggu lalu, saya terus menerus diganggu oleh SMS dari 3445, yang bunyinya:

Pelanggan Yth. kami infokan pemakaian anda s/d saat ini Rp xxx.xxx. Belum termasuk PPN,Abonemen,Disc. Silahkan reply SMS ini dengan mengetik pilihan (A,B,C).
A. Akan melakukan pembayaran dimuka 50% setelah 3 hari sms diterima.
B. Minta informasi pemakaian.
C. Akan melakukan pembayaran setelah kembali ke Indonesia
- TELKOMSEL -


Pilihan A dan C: Sangat menyinggung perasaan! Hanya karena pemakaian melebihi kebiasaan bulan-bulan sebelumnya, Telkomsel menduga-duga saya tidak bisa membayar total jumlah pemakaian 1 - 31 Mei? Dan secara sepihak merubah dari harus bayar antara 1 Juni - 20 Juni, menjadi ditengah-tengah Mei? Pakai dicicil pula? Mereka tidak percaya saya bisa bayar full?

Ok, barangkali kalau dibaca tulisan yang kecil-kecil di situs web nya atau dimana, mereka bisa bilang: 'Kami berhak meminta uang anda kapan saja kami mau, termasuk ditengah-tengah pemakaian, untuk minta cicilan'.

Dan kalau memang ada, tentu saja haknya mereka untuk menulis itu. Tapi perlakuan semacam ini, walau mungkin hak, menurut saya sangat tidak etis dan menyinggung perasaan. Kalau memang mereka concern terhadap unauthorized usage pada telpon saya, tentunya hanya pilihan B yang berlaku, jadi sebenarnya bukan pilihan.

Harusnya, mereka bisa kirim SMS seperti ini: (misalnya)
Pelanggan Yth. kami infokan pemakaian anda s/d saat ini Rp xxx.xxx. Belum termasuk PPN,Abonemen,Disc. Silahkan reply SMS ini dengan kata kunci INFOPEM, untuk minta info pemakaian.

Barangkali memang ada sebagian kecil pengguna, yang pada saat pemakaiannya melebihi normal, bulan depannya tidak bisa bayar. Saya kira jumlah ini cukup kecil prosentasenya, dan Telkomsel seharusnya mengambil dan me-manage resiko ini sebagai resiko bisnis pasca bayarnya.